watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Donny Kusayang Donny Kumalang

Namanya Donny, entahlah itu nama ia
sebenarnya atau tidak. Laki-laki yang
mengaku umurnya 27 tahun itu memiliki
kulit sawo matang dan wajah yang
menarik. Untuk laki-laki sebayanya,
Donny adalah sosok laki-laki yang unik,
ini karena dia sudah kukenal 9 bulan
lamanya. Aku memanggilnya Aa karena
dia jauh lebih tua umurnya dibanding
aku dan karena dia adalah orang
Bandung.
Oh ya, perkenalanku dengan Aa dimulai
dari seringnya aku menggunakan
internet untuk mencari tugas kuliah,
sebagian waktuku kadang kusisakan
untuk berchating ria. Hitung-hitung
mencari sahabat penghilang rasa stress.
Dan Aa ini adalah salah satu produk yang
sangat mujarab, ibarat obat ia adalah
puyer penghilang segala rasa sakit, yang
tadinya pikiran suntuk setelah ngobrol
dengan Aa semuanya menjadi fress
kembali.
Aa bekerja pada sebuah perusahaan
BUMN, dan pekerjaannya itu
berhubungan dengan dunia internet, aku
juga tidak tahu persisnya Aa
mengerjakan apa namun yang pasti Aa
adalah sosok laki-laki yang kuimpakan,
walaupun pada kenyataannya Aa telah
bertunangan dengan gadis asal
daerahnya.Namun, karena letak
perusahaannya amat jauh, mereka
hanya bisa bertemu sekali-sekali saja.
Seperti biasanya jam 4 sore aku online,
Aa telah menungguku. Beberapa hari ini
aku memang jarang sekali OL, karena
banyak tugas kuliah yang mesti
kuselesaikan. Aa mengatakan kalau dia
sangat merindukanku, betapa sepi hari-
harinya tanpa aku di sisinya. Ceilee..
itulah rayuan gombal yang sangat
kurindukan darinya. Entahlah dengan Aa,
aku bisa menjadi sosok seorang wanita
yang kompleks, kadang Aa
menjadikanku seorang sahabat, adik,
teman dan tidak jarang Aabersikap
sebagai kekasih. Tapi kebanyakan sih Aa
selalu menggodaku. Layaknya laki-laki
yang normal, Aa juga kadang suka jahil
mengarahkan pembicarAan ke hal-hal
yang berbau seks, yang jujur saja
bagiku itu amat menantang karena pada
Aa, aku bisa mencari jawaban atas
pertanyaanku. Dan rasa penasaranku
tentang hubungan badan yang akhir-
akhir ini kami diskusikan membawaku
pada sebuah keinginan untuk merasakan
keabsahan cerita Aa. Namun aku hanya
bisa menyimpan keinginan itu, karena
dalam dunia nyata aku tidak memiliki
kekasih. Mungkin karena aku adalah
gadis yang sangat tertutup dan tidak
mau membuka diri dalam dunia laki-laki.
Atau semua ini karena trauma
kebencianku pada laki-laki akibat
penyelewangan ayahku yang kini
menghasilkan seorang bayi yang mungil
ditengah keluargaku.
Tepat satu tahun perkenalan kami, aku
mendapatkan sebuah undangan dari
LSM, dan letak LSM itu dekat dengan kota
tempat Aa tinggal. Sengaja aku tidak
mengatakan padanya, aku ingin ini
menjadi kado bagi pertemuan kami.
Setelah sampai di hotel tempatku
menginap, aku meneleponnya.
Kukatakan padanya aku ingin bertemu,
Aa hanya menanggapinya dengan
sebuah suara tawa yang meledekku.
Namun sebelum Aa menyelesaikan
tawanya, aku memberi nomor telepon di
hotel tempatku menginap. Tentu saja dia
terkejut, kalau saja hari itu tidak ada rapat
penting, dia sudah berada di sisiku goda
Aa padaku, namun setelah rapatnya
selesai dia segera akan ke tempat hotelku
menginap.
Jam tujuh malam, aku menunggunya di
lobby. Untung saja kawan-kawanku di
LSM sudah selesai merapatkan seminar
yang akan kami gelar esok lusa. Dengan
bermodalkan photo yang dia berikan
padaku, aku melihat satu persatu tamu
yang memasuki hotel, namun sampai
jam delapan malam, Aa tidak datang.
Jangankan batang hidungnya, telepon
saja tidak kuterima. Tentu saja aku
kecewa, kukira Aa adalah orang yang
suka menepati kata-kata, tapi toh apa
kenyataannya, pelan-pelan kecurigaan
muncul di benakku, mungkinkah semua
ini cuma sekedar permainan orang
iseng, atau photo yang diberikan Aa
padaku bukanlah Aa yang sebenarnya.
Ah.. pikiranku kacau.
Jam 8:30 malam aku meninggalkan
hotel. Aku menitipkan pesan kepada
resepsionis bahwa kalau ada yang
mencariku, aku sedang berjalan-jalan di
pantai. Hembusan angin malam
membuatku agak mengigil, namun toh
ini semua tidak sedingin hatiku saat ini.
Kubirkan rambut panjangku tergerai di
mainkan sang bayu, kutatap bintang
pada cakrawala yang hitam di atas
mega, malam ini begitu indah dan
syahdu dan jilatan-jilatan air laut pada
kakiku memberikan kesan yang segar.
"Maaf.. apakah anda yang bernama
Valencia?" sebuah suara mengagetkan
dan menjajari langkahku.
"Hmm.. iya benar?" jawabku ragu-ragu.
"Maaf anda siapa yah..?" tanyaku penuh
selidik.
"Masa dengan suara Aa kamu lupa
Val..?" sahutnya kalem diiringi sebuah
derai tawa.
Ya ampun.. seketika itu kupeluk Aa. Air
mataku meleleh. Di dekapnya kepalaku
erat-erat. Air mataku masih mengalir,
menitik membasahi kemeja Aa.
Dilepaskannya pelukanku, jemarinya
menghapus air mataku.
"Valen menangis?" tanyanya retoris.
Aku mengangguk, ya aku menangis..
tangis bahagia.
"Kenapa baru tadi sore sih kamu telepon
Aa ke kantor, lagian mo ke sini nggak
bilang-bilang?" protes Aa.
"Biarin.. nanti gak surprise lagi," kataku.
Dan pandangan kami bertemu. Wajah
Aa yang tegas, dengan mata elang serta
alis yang tajam dan sebuah bibir yang
merah menantang, kelihatan berseri-seri.
Beberapa saat kami saling meneliti lekuk
tubuh masing-masing.
"Kamu terlihat begitu cantik Val, tidak
sama seperti yang di photo yang kamu
kirimkan!" Aa menggodaku perlahan.
Semburat rona merah akibat rasa malu
yang melandaku tak bisa kutahan.
Kucubit lengan Aa mesra.
"Tapi kok kamu nggak nungguin Aa di
loby sih, malah melarikan diri ke sini,
takut yah ama Aa." Aa melingkarkan
tangannya ke pinggangku.
"Ihh nggak lagi.. lagian Aa kenapa malam
banget sih baru datang ke sini?" rajukku
kesal.
"Ya lah Val, kantor Aa kan jauh dari sini,
lagian Aa kan musti beres-beres dulu
mau ketemu bidadari cantik kayak
kamu.." Aa mulai merayu. Aku
tersenyum.
"Lagian kamu kok nggak bisa ngenalin
suara Aa sih tadi.. Pura-pura yah." Aa
menggodaku lagi.
Kucubit laki-laki jangkung di depanku.
"Maklum lah Aa.. disini kan samar-samar
jadi nggak kelihatan jelas!" rajukku
manja.
"Hehe bukannya remang-remang gini
malah tambah asyik!" goda Aa sekali lagi.
"Emang sih, cuma Valen takut..?"
"Loh kok takut Val, Aa nggak gigit kok?!"
"Yah Aa nggak gigit cuma Aa ngesun aja
dikit."
Kami tertawa bersama-sama. Dan yang
membuatku bahagia Aa bisa membuat
aku bahagia malam ini dengan obrolan-
obrolannya yang lucu namun tetap
memiliki style yang unik.
Malam itu kami merayakan pertemuan
kami di pub, aku yang belum pernah
minum-minuman kelas tinggi harus
menerima juga, bukan apa-apa, aku
ingin jaga gengsi saja, bukannya aku
tidak ingin dikatakan gadis kampungan
yang cara berpikirnya kolot.
Alhasil.. aku tidak bisa pulang ke
kamarku sendirian. Aa membawaku ke
kamar dengan memelukkuerat.
Dibaringkannya tubuhku di ranjang itu.
Aa segera melepaskan sepatuku dan
menyelimutiku. Walaupun setengah
pusing, aku bisa merasakan kecupan
bibir Aa yang basah di keningku.
"Aa disini aja yah, Valen takut?!" ucapku
lirih dan kugengam tangannya.
"Iya.. Aa disini kok, Valen tiduran aja
yah? pintanya lembut.
Kurasakan jari-jemari Aa meremas
jemariku, lembut dan hangat. Pelan-
pelan kubawa jari-jemari Aa ke bibirku
dan menciumnya lembut.
"Terima kasih yah A.. untuk malam yang
terindah bagi Valen?" ucapku serak.
Aa tidak menjawabnya sebagai gantinya
Aa malah memberikan ciuman pada
bibirku. Ciuman itu lembut sekali, basah
dan begitu manis. Tentu saja aku
gelapan saat pertama mendapatkan
serangan mendadak itu, namun pelan-
pelan kunikati ciuman Aa. Perlahan-lahan
Aa menurunkan ciumannya, dari bibir
Aa terus turun ke leher dan aku hanya
mengerang kecil. Perasaanku jadi tidak
karuan, apalagi setelah lidah Aa mendarat
di putingku, kurasakan sensasi yang
sangat indah dan nikmat, "Ohh Aa..
ohh.. hemm.." aku mendesah keenakan.
Kurasakan Aa berhenti menciumiku,
entahlah aku tidak tahu apa yang
dilakukannya karena mataku sagat berat
untuk kubuka, namun sejurus kemudian
Aa telah mengulangi ciumannya, kali ini
Aa melepas bajuku hingga tidak ada
sehelai benangpun menempel di
tubuhku. Tentu saja aku gelapan apalagi
lidah Aa sudah berada di dalam daerah
vitalku. Dengan lidahnya dia memilin-
milin klitorisku dan menyedot cairan
mani yang keluar dari vaginaku hingga
kering, aku hanya bisa meremas bantal
di sampingku untuk mereda sensasi
yang ditimbulkan pada setiap gerakan
lidah Aa, apalagi lidah Aa sangatlah
panjang dan lembut serta basah. Setiap
gerakannya merupakan sensasi yang
dahsyat. Aku hanya bisa mengerang
sementara Aa sibuk memberi pelayanan
bagiku.
"Aa sekarang A.. Valen udah nggak
tahan lagi?!" pintaku parau pada Aa.
"Boleh.." katanya disetai dengan desakan
sebuah benda yang cukup keras pada
liang kewanitaanku. Walapun aku sudah
melebarkan kakiku lebar-lebar namun Aa
tak bisa menembus liang kewanitaanku
dengan barangnya. Namun dengan
sebuah hentakan yang keras, disertai
rasa perih yang hebat, Aa berhasil
menebus dinding selaput daraku.
"Ooohh.. sakit A.." jeritku keras. Rasanya
beribu-ribu silet menyayat dinding
vaginaku. Aa terdiam sebentar.
Dihentikannya gerakan memasukkan
barangnya ke dalam liang vaginaku.
Dialihkannya gerakannya pada bibirku,
pelan-pelan bibirku dikulum dengan
lidahnya dia beraksi menguragi rasa
sakitku. Setelah ciuman kami
berlangsung cukup lama, Aa kembali
menggoyangkan pantatnya dan
melakukan gerakan maju mundur,
walaupun sakit namun kurasakan
sensasi yanglain, ada perasaan geli,
nikmat dan perih bercampur jadi satu
pada gerakan Aa.
Beberapa menit kemudian Aa
mempercepat gerakannya, dan kami
sama-sama mencapai puncak
kenikmatan ketika Aa dengan erat
memelukku. Kurasakan badan Aa
bergetar di dalam pelukaku, nafasnya
memburu cepat, dan sebuah
sunggingan senyum puas terlihat di
sudut bibir merah Aa. Ternyata
keindahan yang kurasakan tidaklah dapat
diukir dengan kata-kata.
Setelah kejadian itu, Aku pulang ke
kotaku dan pada bulan berikutnya Aa
melamarku. Namun aku tidak
menginginkan keterikatan dengannya. Aa
bukanlah pangeran impianku, pada
dirinya aku hanya bisa menemukan
nafsuku, bukan cinta yang selama ini
yang kucari, walapun begitu aku
berterima kasih padanya karena telah
mengenalkanku pada sebuah dunia yang
indah dan penuh dengan rangkaian
kenikmatan.


Adult | GO HOME | Exit
1/816
U-ON

inc Powered by Xtgem.com